Kelainan Ginekologis Pada Anak Pramenarche


Vulvovaginitis
Vulvovaginitis mungkin merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi pada masa kanak – kanak. Anak perempuan mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap infeksi karena mukosa vagina yang atrofi dan tipis (kekurangan stimulasi estrogen), tercemar oleh feces (higiene yang buruk), dan mekanisme imunitas vagina yang relatif terganggu.
Vulvovaginitis non spesifik merupakan infeksi polimikroba yang menyebabkan gangguan homeostasis, biasanya terjadi secara sekunder akibat higiene yang buruk atau benda asing. Vulvovaginitis akibat inokulasi sekunder berasal dari darah atau karena inokulasi kontak kuman patogen yang menginfeksi bagian tubuh lain dengan vagina (misal, infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan atas).

Vulvovaginitis spesifik adalah infeksi primer yang disebabkan oleh organisme seperti Neisseria gonorrhoeae, Gardnerella vaginalis, Treponema pallidum, dan herpes simpleks.
Sekret vagina (mukopurulen atau purulen) akibat vulvovaginitis akut dapat timbul sedikit atau banyak. Jika membran mukosa vulva atau vagina yang tipis terkelupas, dapat terlihat bercak darah pada sekret baunya dapat sangat busuk.
Pasien dapat mengeluh sedikit tidak nyaman atau mengalami pruritus dan rasa terbakar yang parah pada perineum, disertai rasa sangat gatal sehingga si anak menggaruknya dengan begitu kuat sehingga menimbulkan luka lecet dengan perdarahan.
Daerah yang meradang dapat terasa panas seperti terbakar ketika berkemih, sehingga mengesankan terjadi infeksi saluran kemih (ISK), padahal hal itu tidak terjadi. Pada kasus seperti ini, ISK tidak dapat didiagnosis melalui spesimen yang didapat secara bersih karena lekositosis dan kontaminasi dari vagina sulit disisihkan.
Pemeriksaan daerah perineum menunjukkan eritema atau rasa sakit yang dapat terlokalisasi atau meluas hingga ke anus dan paha. Rectal touche penting dilakukan untuk menilai organ – organ panggul.
Vaginoskopi sebaiknya dilakukan jika terjadi infeksi berulang atau tidak sembuh dengan pengobatan, terutama jika terdapat sekret berdarah yang berbau busuk (akibat bcnda asing). Benda asing yang paling sering menyebabkan hal tersebut adalah adalah kertas toilet, meskipun berbagai benda kecil lain seperti manik – manik dan mainan, juga dapat ditemukan.
Radiografi tidak dapat diandalkan untuk mendiagnosis karena kebanyakan benda tidak radiopak. Benda – benda pada sepertiga bawah vagina dapat disiram keluar dengan cairan salin hangat atau diangkat dengan forseps bayonet, tetapi vaginoskopi tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada benda lain yang tcrsisa di bagian vagina yang lebih atas.
Ditemukannya kembali benda asing tidak jarang terjadi.
Perdarahan Vagina
Sumber perdarahan vagina dapat berasal dari uterus (endometrium) atau terlokalisasi pada vulva / vagina. Jika perdarahan berasal dari endometrium, gangguan pematangan seksual sebaiknya diselidiki. Kalau tidak, sebaiknya dipikirkan terdapatnya lesi seperti vulvovaginitis, benda asing, lesi kulit vulva, prolaps uretra, trauma, sarkoma botryoid dan adenokarsinoma serviks atau vagina.
Prolaps uretra
Ketika mukosa uretra menonjol melalui meatus, akan membentuk massa vulva yang nyeri bila ditekan dan hemoragik. Keadaan ini dapat diobati dengan pemberian krim estrogen jangka pendek jika tidak ada retensi urin dan ukuran massanya kecil.
Jika terdapat massa berukuran besar atau retensi urin atau keduanya, maka diperlukan reseksi jaringan yang prolaps melalui pembedahan dengan anestesi diikuti dengan pemasangan kateter urin pascaoperasi selama 24 jam.
Trauma
Meskipun sebagian besar trauma pada genitalia anak terjadi secara tidak sengaja, kecurigaan harus tetap ada untuk menghindari hilangnya bukti penganiayaan atau pelecehan seksual pada anak.
Deskripsi tentang kecelakaan harus sesuai dengan trauma yang timbul.
Trauma vulva biasanya menimbulkan hematoma yang tidak memerlukan pengobatan khusus selain kompres dingin, kecuali jika uretra tersumbat atau jika hernatom berukuran besar dan terus membesar. Jika uretra tersumbat, harus dilakukan drainase pada kandung kemih, biasanya melalui suprapubis.
Hematoma yang besar harus diinsisi dan didrainase dengan menjahit tempat perdarahan. Perdarahan yang berlanjut perlu dibebat dengan kasa selama 24 jam dan diberikan antibiotik profilaksis.
Rontgen panggul dapat dikerjakan untuk menyingkirkan adanya fraktur. Jika himen robek, perdarahan mungkin sedikit tetapi harus dicurigai adanya trauma tembus dan dilakukan vaginoskopi meskipun pasien tidak menunjukkan gejala.
Meskipun kebanyakan trauma vagina mengenai dinding lateral dengan sedikit perdarahan dan sedikit rasa nyeri, lesi yang meluas ke forniks vagina memerlukan eksplorasi pelvis untuk menyingkirkan meluasnya trauma ke ligamentum latum atau rongga peritoneum.
Hematoma kecil dalam vagina tidak memerlukan terapi. Hematoma besar dalam vagina sebaiknya diinsisi dan didrainase, dengan jahitan pada tempat perdarahan.
Liken Sklerosus
Liken sklerosus (distrofi hipotrofik) vulva sering dijumpai pada wanita pascamenopause tetapi dapat juga ditemui pada anak kecil. Penemuan histologis pada kedua kelompok usia ini serupa, tanpa potensi keganasan pada anak – anak.
Plak atau papula berwarna keputihan terlihat hanya tengah labia mayor dan tidak mengenai vagina. Karena lesi ini rentan terhadap infeksi dan mudah menular, maka akan ditemukan iritasi vulva, pruritus, disuria dan perdarahan akibat garukan.
Terapinya meliputi higiene yangbaik dan pemberian krinm hidrokortison jangka pendek untuk menghentikan pruritus dan memungkinkan penyembuhan. Sekitar 80% kasus akan membaik secara bermakna ketika onset pubertas dimulai.
Pelekatan Labia
Pelekatan labia, yang umum terjadi pada anak pra pubertas, diyakini terjadi karenaa tipisnya kulit yang menutupi labia minor akibat rendahnya kadar estrogen.
Iritasi lokal dapat menyebabkan penggarukan, disertai trauma dan pelekatan pada garis tengahnya. Sebagian besar pelekatan bersifat asimtomatis dan tidak terdiagnosis, kecuali jika disertai gangguan berkemih.
Disuria, pruritus, iritasi, dan infeksi vulvovagina dapat terjadi. Oklusi total yang menyebabkan retensi urin jarang terjadi.
Tempi pelekatan labia yang simtomatik adalah dengan krim Premarin dua kali sehari selama 7 -10 hari. Jika terapi medis tidak berhasil diperlukan pemisahan dengan pembedahan.
Sering terjadi kekambuhan hingga masa pubertas, ketika diharapkan terjadi kesembuhan spontan dan menetap sampai pascamenopause.
Tumor Genital
Meskipun jarang, sekitar 50% tumor genital pada anak merupakan keganasan atau prakeganasan, dan hal tersebut harus dipikirkan bila ditemukan ulkus genital kronis, pembengkakan genitalia eksterna nontraumatik, jaringan yang menonjol dari vagina, nyeri atau pembesaran abdomen, sekret bcrdarah yang berbau busuk, dan pematangan seksual prematur.
Tumor Jinak
Tumor jinak genital pada anak umumnya berupa teratoma, hemangioma, kista sederhana pada himen, kista retensi duktus parauretra, granuloma dan kondiloma akuminata. Kista kecil biasanya tidak memerlukan terapi. Kista yang besar memerlukan eksisi dan marsupialisasi sisa dindingnya untuk mencegah kekambuhan.
Teratoma memerlukan eksisi bedah. Hemangioma kapiler biasanya akan beregresi spontan, tetapi hemangioma kavernosa dapat menimbulkan perdarahan hebat jika terjadi trauma dan harus dievaluasi apakah perlu diangkat atau diablasi.
Tumor Ganas
Sarkoma Botryoid (Karsinoma Vagina Embrional) Sarkoma Botryoid paling sering dijumpai pada anak perempuan berusia kurang dari 3 tahun. Sarkoma ini merupakan tumor yang tumbuh cepat pada jaringan submukosa vagina tetapi dapat juga mengenai serviks.
Mukosa vagina menonjol keluar dari vagina dengan pertumbuhan polipoid. Biopsi diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dilakukan kemoterapi selama 6 bulan yang diikuti oleh pengangkatan melalui pembedahan, histerektomi radikal, dan vaginektomi tanpa ooforektomi.
Kemudian, diikuti dengan kemoterapi lanjutan selama 6 – 12 bulan. Jika tumor tidak dapat diangkat, dilakukan terapi radiasi untuk mengecilkan tumor.
Tumor Ganas Lainnya Karsinoma endodermal, karsinoma mesonefiiktes, dan karsinoma sel jernih dari mulleri (dikaitkan dengan pajanan DES intrauterin) dijumpai pada anak atau remaja.
Sebenarnya, semua tumor genital yang ditemukan pada wanita dewasa pernah dilaporkan terjadi pada anak, dan pengobatannya serupa.
Pustaka
Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll, EGC.